Di Negara-negara Teluk, bila Ramadhan tiba, lampu-lampu jalan yang unik, menarik dan indah menghiasi bagan kota sepanjang jalan.
Lampu jalan dengan berbagai hiasan bertuliskan "Ramadhan Kareem", "Marhaban Ya Ramadhan", "Ramadhan Yajma'una", "Ramadhan Syahrus Siyam" dan lain semacamnya menghiasi kota seakan turut bersolek menyambut datangnya bulan suci dan mulia.
Suasana bahwa kita berada di bulan Ramadhan bukan hanya terasa di sepanjang jalan, melainkan juga di mal-mal dan gedung-gedung pemerintah serta perusahaan nasional yang memasang ribuan lampu hias di seluruh ruas bangunan.
Di dalam mal dan shopping centre berbagai ornamen khas Ramadhan turut menghiasi dan memeriahkan suasana tersebut, sehingga begitu menarik perhatian kita dan terkhusus lagi bagi anak-anak kita yang mulai menginjak dewasa.
Mereka ini bahagia dengan datangnya Ramadhan, bukan saja bulan ini "menghidupkan" penghuninya dengan berbagai suasana khasnya dan keramaian mulai malam tiba hingga berakhirnya, melainkan juga dengan banyaknya tawaran potongan harga (discount) yang saling bersaut antar shopping centre dengan shopping centre lainnya.
Singkat cerita Ramadhan di negara-negara Teluk mengalahkan perayaan hari raya natal (Marry Christmas) dan memiliki kesan positif serta pengaruh mendalam bagi anak-anak dan kaum muda.
Fenomena yang terjadi di Negara Teluk tersebut nampaknya tidak terjadi di Indonesia. Suasana khas Ramadhan di Indonesia terasa ketika kita memasuki masjid atau mushalla dengan berbagai kegiatan shalat dan tadarus di dalamnya. Suasana Ramadhan yang meriah di jalanan hampir saja tidak kita temui, kecuali jika Ramadhan itu bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI seperti tahun ini.
Fenomena di Negara Teluk ternyata memiliki rujukan penguatnya, karena surga turut bersolek menyambut bahagia orang-orang yang berpuasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, "Di bulan Ramadhan, umatku mendapatkan lima perkara yang tidak didapat oleh umat nabi-nabi sebelumku. Pertama, Allah SWT melihat mereka di awal Ramadhan. Dan barang siapa yang dilihat Allah, maka ia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya.”
“Kedua, para malaikat memintakan ampunan bagi mereka pada setiap siang dan malam. Ketiga, Allah memerintahkan kepada surga-Nya dan berfirman: berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku yang berpuasa agar mereka dapat beristirahat melepaskan kepayahan di dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku. Keempat, bau mulut mereka saat berpuasa (di sisi-Ku) lebih harum dari pada wewangian Al-Misk. Kelima, Di akhir Ramadhan Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka sekalian." (HR. Tabrani).
Berhias (bersolek) bukan hanya dominasi kaum hawa, karena surga pun diperintahkan oleh Allah untuk bersolek menyambut orang-orang yang berpuasa. Berhias sebenarnya juga merupakan perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar tampil indah, menawan, bersahaja dengan tetap menjaga prinsip proporsionalitas dan menjauhkan diri dari sikap pamer dan sombong.
Namun, sebaik-baiknya hiasan adalah takwa karena ketakwaan membimbing manusia, memeliharanya dari ketidaklayakan dan dosa serta mengantarkannya pada kebaikan dan kemuliaan dunia. Selanjutnya hiasan ketakwaan mengantarkan pemiliknya sebagai penghuni surga.
Hiasilah dirimu dengan takwa (QS. Al Baqarah: 197) melalui ibadah puasa, shalat tarawih dan witir di malam harinya, serta jauhkanlah dari bicara kotor dan tidak berguna, niscaya surga yang telah berhias dengan hiasan yang tak terduga akan menyambutmu dengan penuh gembira dan rasa bangga. Wallahua'lam.
Lampu jalan dengan berbagai hiasan bertuliskan "Ramadhan Kareem", "Marhaban Ya Ramadhan", "Ramadhan Yajma'una", "Ramadhan Syahrus Siyam" dan lain semacamnya menghiasi kota seakan turut bersolek menyambut datangnya bulan suci dan mulia.
Suasana bahwa kita berada di bulan Ramadhan bukan hanya terasa di sepanjang jalan, melainkan juga di mal-mal dan gedung-gedung pemerintah serta perusahaan nasional yang memasang ribuan lampu hias di seluruh ruas bangunan.
Di dalam mal dan shopping centre berbagai ornamen khas Ramadhan turut menghiasi dan memeriahkan suasana tersebut, sehingga begitu menarik perhatian kita dan terkhusus lagi bagi anak-anak kita yang mulai menginjak dewasa.
Mereka ini bahagia dengan datangnya Ramadhan, bukan saja bulan ini "menghidupkan" penghuninya dengan berbagai suasana khasnya dan keramaian mulai malam tiba hingga berakhirnya, melainkan juga dengan banyaknya tawaran potongan harga (discount) yang saling bersaut antar shopping centre dengan shopping centre lainnya.
Singkat cerita Ramadhan di negara-negara Teluk mengalahkan perayaan hari raya natal (Marry Christmas) dan memiliki kesan positif serta pengaruh mendalam bagi anak-anak dan kaum muda.
Fenomena yang terjadi di Negara Teluk tersebut nampaknya tidak terjadi di Indonesia. Suasana khas Ramadhan di Indonesia terasa ketika kita memasuki masjid atau mushalla dengan berbagai kegiatan shalat dan tadarus di dalamnya. Suasana Ramadhan yang meriah di jalanan hampir saja tidak kita temui, kecuali jika Ramadhan itu bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI seperti tahun ini.
Fenomena di Negara Teluk ternyata memiliki rujukan penguatnya, karena surga turut bersolek menyambut bahagia orang-orang yang berpuasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, "Di bulan Ramadhan, umatku mendapatkan lima perkara yang tidak didapat oleh umat nabi-nabi sebelumku. Pertama, Allah SWT melihat mereka di awal Ramadhan. Dan barang siapa yang dilihat Allah, maka ia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya.”
“Kedua, para malaikat memintakan ampunan bagi mereka pada setiap siang dan malam. Ketiga, Allah memerintahkan kepada surga-Nya dan berfirman: berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku yang berpuasa agar mereka dapat beristirahat melepaskan kepayahan di dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku. Keempat, bau mulut mereka saat berpuasa (di sisi-Ku) lebih harum dari pada wewangian Al-Misk. Kelima, Di akhir Ramadhan Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka sekalian." (HR. Tabrani).
Berhias (bersolek) bukan hanya dominasi kaum hawa, karena surga pun diperintahkan oleh Allah untuk bersolek menyambut orang-orang yang berpuasa. Berhias sebenarnya juga merupakan perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar tampil indah, menawan, bersahaja dengan tetap menjaga prinsip proporsionalitas dan menjauhkan diri dari sikap pamer dan sombong.
Namun, sebaik-baiknya hiasan adalah takwa karena ketakwaan membimbing manusia, memeliharanya dari ketidaklayakan dan dosa serta mengantarkannya pada kebaikan dan kemuliaan dunia. Selanjutnya hiasan ketakwaan mengantarkan pemiliknya sebagai penghuni surga.
Hiasilah dirimu dengan takwa (QS. Al Baqarah: 197) melalui ibadah puasa, shalat tarawih dan witir di malam harinya, serta jauhkanlah dari bicara kotor dan tidak berguna, niscaya surga yang telah berhias dengan hiasan yang tak terduga akan menyambutmu dengan penuh gembira dan rasa bangga. Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment