Kecemburuan adalah kebencian yang timbul akibat disamakan dengan yang lain dalam hak-haknya. Kecemburuan merupakan bagian dari cinta, bagian yang dapat mengukuhkan ikatan cinta. Orang yang mengaku mencintai, namun tidak memiliki rasa cemburu, cintanya pantas dipertanyakan.
Sebagai seorang mukmin selayaknya memiliki sifat cemburu. Karena, ia merupakan sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang Mukmin yang saleh. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin itu pencemburu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kecemburuan seorang mukmin timbul tatkala melihat saudaranya yang seiman melakukan perbuatan yang menyalahi aturan agama. Ketika kecemburuan ini muncul maka hal itu akan membangkitkan rasa cinta.
Sehingga, ia tidak akan membiarkan saudaranya celaka, ia akan berupaya untuk melakukan perbaikan dan melenyapkan kemungkaran yang dilakukan saudaranya dengan nasihat, hikmah, dan sikap bijaksana.
Rasul bersabda, “Agama itu adalah nasihat. Nasihat kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya dan kepada seluruh umat Muslimin.” (HR Muslim).
Dalam Alquran, Allah SWT mengingatkan, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an-Nahl [16]: 125).
Cemburu demi kebenaran dan ketaatan merupakan dasar tegaknya amar makruf nahi mungkar. Bila tidak terdapat kecemburuan dalam hati seorang yang beriman maka sudah pasti tidak ada motivasi untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika hal ini terjadi, Allah akan menurunkan siksa secara merata kepada kita sekalian.
“Tidaklah satu kaum itu melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan di kalangan mereka terdapat orang yang mampu mencegahnya dari mereka, namun ia tidak melakukannya, melainkan Allah meratakan siksa dari-Nya kepada mereka.” (HR Tirmidzi).
Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Kalian harus menyuruh pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran, atau (kalau tidak) Allah akan mengirim
hukuman kepada kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, namun Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (HR Tirmidzi).
Agar kecemburuan ini tertanam dalam diri kita maka upaya yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan rasa cinta kepada saudara-saudara kita. Semakin besar rasa cintanya, akan semakin besar pula rasa cemburunya.
Dengan cara ini, seorang mukmin sangat tidak menginginkan bila saudaranya itu celaka, akan tetapi menginginkan saudaranya itu bersama-sama mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan baik dalam kehidupannya di dunia maupun di akhirat kelak.
Sehingga, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran akan hidup di tengah-tengah kaum Muslimin dalam naungan dan jalinan cinta, kasih, dan sayang.Wallahu a’lam.
=========================================================
Sumber : Republika.co.id
Sebagai seorang mukmin selayaknya memiliki sifat cemburu. Karena, ia merupakan sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang Mukmin yang saleh. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin itu pencemburu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kecemburuan seorang mukmin timbul tatkala melihat saudaranya yang seiman melakukan perbuatan yang menyalahi aturan agama. Ketika kecemburuan ini muncul maka hal itu akan membangkitkan rasa cinta.
Sehingga, ia tidak akan membiarkan saudaranya celaka, ia akan berupaya untuk melakukan perbaikan dan melenyapkan kemungkaran yang dilakukan saudaranya dengan nasihat, hikmah, dan sikap bijaksana.
Rasul bersabda, “Agama itu adalah nasihat. Nasihat kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya dan kepada seluruh umat Muslimin.” (HR Muslim).
Dalam Alquran, Allah SWT mengingatkan, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an-Nahl [16]: 125).
Cemburu demi kebenaran dan ketaatan merupakan dasar tegaknya amar makruf nahi mungkar. Bila tidak terdapat kecemburuan dalam hati seorang yang beriman maka sudah pasti tidak ada motivasi untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika hal ini terjadi, Allah akan menurunkan siksa secara merata kepada kita sekalian.
“Tidaklah satu kaum itu melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan di kalangan mereka terdapat orang yang mampu mencegahnya dari mereka, namun ia tidak melakukannya, melainkan Allah meratakan siksa dari-Nya kepada mereka.” (HR Tirmidzi).
Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Kalian harus menyuruh pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran, atau (kalau tidak) Allah akan mengirim
hukuman kepada kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, namun Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (HR Tirmidzi).
Agar kecemburuan ini tertanam dalam diri kita maka upaya yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan rasa cinta kepada saudara-saudara kita. Semakin besar rasa cintanya, akan semakin besar pula rasa cemburunya.
Dengan cara ini, seorang mukmin sangat tidak menginginkan bila saudaranya itu celaka, akan tetapi menginginkan saudaranya itu bersama-sama mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan baik dalam kehidupannya di dunia maupun di akhirat kelak.
Sehingga, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran akan hidup di tengah-tengah kaum Muslimin dalam naungan dan jalinan cinta, kasih, dan sayang.Wallahu a’lam.
=========================================================
Sumber : Republika.co.id
No comments:
Post a Comment