Lalat merupakan jenis serangga yang bersayap ganda. Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuatnya hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjadi keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.
Sebagaimana kaki-kakinya terdapat pula paruh yang lengket untuk memudahkan penyinggahan pada benda-benda yang sangat halus. Begitu pula dengan bagian mulutnya, mulutnya dilengkapi dengan bibir dan sengatan.
Lalat ini tergolong jenis serangga yang langka, ia mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna. Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-benda mainan, sehingga kandungan kimia makanan tersebut bisa berubah.
Lalat ini telah banyak dijadikan objek penelitian hewan dan genetika, agar ditemukan cara meminimalisir volume keganasannya dalam memindahkan suatu penyakit. Walaupun secara prisip kajian ini bertujuan mengetahui pola kehidupan bakteri yang dibawa melalui lalat ini.
Hanya saja hasil-hasil dari penelitian ini menegaskan adanya unsur-unsur penghancur mikroba yang terpusat pada salah satu sayapnya. Dan untuk menghindari pengaruh dari unsur-unsur yang menghancurkan mikroba, mikroba berlindung pada sayap lain.
Dan unsur penghancur dan terdapat pada salah satu sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat, serta pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.
Lalu timbul suatu pemikiran untuk menuntaskan penelitian pada unsur-unsur ini, serta penggunaannya sebagai penawar dari penyakit yang tersebar melalui lalat ini. Bahwasanya segala kepastian yang kita ungkapkan melalui penelitian terhadap lalat ini, telah terungkap terlebih dahulu dalam Alquran dan Sunah sejak 14 abad yang lalu.
Dalam surat Al-Hajj ayat 73, Allah SWT berfirman, “Hai, manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya...”
Ayat ini menuturkan kekuatan enzim yang luar biasa dalam proses pencernaan dan penyebaran bakteri, serta proses perubahan zat kimia pada makanan yang sangat cepat. Dan Alquran telah menjelaskan hal ini dalam firman Allah SWT,“Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu...”
Makna dari tidak dapat merebutnya kembali adalah tidak mampu mengembalikan makanan kepada seperti semula karena terjadi rentetan perubahan kimia melalui enzim yang meluluhkan zat kimia makanan. Juga merubah komponen makanan yang lengkap menjadi komponen biasa.
Sungguh para ilmuwan dari negara-negara maju, karena mereka yakin bahwasanya ilmu pengetahuan melalui peralatan yang modern mampu menciptakan seekor lalat. Dan pada salah satu percobaan di Rusia yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun diikuti oleh 30 pakar biologi dari negara-negara maju untuk turut andil dalam proyek membuat lalat.
Dan setelah lebih dari 10 tahun terkuras daya, waktu dan daya, 30 orang ilmuwan atau lebih berkumpul di Rusia dan mengumumkan kegagalan mereka dalam proyek memproduksi lalat. Sunguh benar apa yang difirmankan Allah SWT,“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.”
Jika mereka mengklaim bahwa Alquran adalah buatan Muhammad, maka siapakah yang mengetahui bahwa mereka akan berkumpul untuk memproduksi lalat dan mereka akan gagal, dan apa yang terjadi jika mereka tidak berkumpul, atau mereka berkumpul dan berhasil?
Sesungguhnya ini adalah bukti nyata bagi orang yang menginginkan kebenaran mutlak terhadap zat Allah SWT untuk mencapai kepada keputusan yang benar. Sebagaimana yang dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya, “Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat.” (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan adanya zat penawar bakteri pada salah satu sayap lalat. Ini adalah bukti kebenaran Muhammad SAW, padahal beliau bukanlah seorang ilmuwan, atau pakar kedokteran.
------------------------------------
Republika.co.id
No comments:
Post a Comment